• #5380 (tanpa judul)
  • Beranda
    • Dinsos Aceh Salurkan Bantuan Banjir untuk Aceh Barat, Nagan Raya, dan Abdya
  • Harga Gula Di Aceh Capai 17 Ribu Per Kilonya.
  • Ibu & Anak Serta Dua Lali-laki di Tangkap Karena Konsumsi Sabu
  • Indeks
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi
Jumat, Mei 27, 2022
  • Login
NARATIF.ID
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini
No Result
View All Result
NARATIF.ID
No Result
View All Result
Home Headline

Air Bersih dan Janji ‘Wali Kota Gemilang’

Redaksi by Redaksi
4 Agustus 2019
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Spanduk warna putih bertuliskan “rakyat bukan kelelawar menjaga air tiap malam” terpasang di pintu gebang Gampong Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Minggu (4/8/2019). Spanduk ini bentuk protes warga sudah dua tahun air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy tak berfungsi maksimal.

Spanduk lainnya juga tertulis “Pak Wali kami tidak minum dan mandi dengan janji”. Spanduk kritikan warga kepada Wali Kota Banda Aceh yang tak kujung selesai mengurus penyediaan suplai air bersih. Padahal disejumlah kesempatan, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman berulang kali berjanji tahun 2019 ini menuntaskan ketersediaan air bersih di Kota Gemilang.

Warga Gampong Cot Lamkuweuh sudah cukup lama bersabar menanti realisasi janji Aminullah Usman memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga. Lebih dua tahun, penantian itu tak pernah kunjung terealisasi. Hingga seluruh warga di sana meradang dan akhirnya menggelar aksi protes dengan cara membongkar meteran air dari depan rumahnya.

Aksi berlangsung sejak pukul 11.00 WIB. Kaum ibu-ibu dan bapak mulai berkumpul dan meletakkan meteran dan pompa air depan pintu gerbang. Mereka meminta kepada Wali Kota Banda Aceh agar segera merealisasikan janji-janjinya saat sebelum terpilih, khususnya penyediaan air bersih.

Hendra, seorang warga setempat mengatakan, sudah hampir dua tahun pihaknya tidak mendapatkan suplai air yang lancar. Parahnya, warga harus merogoh kocek lebih banyak untuk membeli tempat penampungan air yang besar. Karena air PDAM Kota Banda Aceh hanya bisa mengalir menjelang tengah malam.

“Hampir dua tahun kami tidak mendapatkan suplai air yang lancar, kalau tidak ada penampung air yang besar, air tengah malam mengalir itu untuk mandi saja tidak cukup,” kata Hendra.

Katanya, lebih 60 kepala keluarga di Gampong Cot Lamkuweuh sama sekali tidak mendapatkan suplai air. Sementara meteran tetap aktif dan harus membayar beban setiap bulannya kepada pemerintah kota Banda Aceh.

“Permasalahan air yang sudah cukup lama macet, bisa diselesaikan dengan cepat dan warga kembali bisa menikmati suplai air dari PDAM Kota Banda Aceh,” harapnya.

Kepala Desa Gampong Cot Lamkuweuh, Afrizal menjelaskan, aksi hari ini digelar bentuk kekecewaan warganya karena sudah cukup lama tidak mendapat suplai air. Padahal air merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang wajib dipenuhi oleh negara.

Baru kemudian ada air, sebutnya, pada pukul 2 hingga 3 malam setiap harinya. Menjelang subuh pada pukul 4.00 WIB suplai air PDAM langsung mati total. Meskipun menggunakan pompa air, tetap saja tidak ada air dan hanya keluar angin belaka.

“Makanya kami tulis itu (spanduk) kami ini bukan kelelawar menjaga air tiap malam,” kata Afrizal yang akrap disapa Bang Adek.

Katanya, untuk bisa mendapatkan air warganya harus bergadang setiap malam. Bila tidak jangankan untuk kebutuhan air mencuci pakaian dan kebutuhan keluarga lainnya, untuk mandi saja tidak cukup. “Bahkan pun sudah bergadang kadang Cuma setengah bak dapat air,” ungkapnya.

Anehnya, sebut Bang Adek, gampong lain di sekitar Cot Lamkuweuh mendapatkan suplai air yang lancar. Namun desa yang ia pimpin berada di tengah-tengah tak mendapatkan suplai air.

Bang Adek mensinyalir, adanya hotel yang berada tak jauh dari gampong Cot Lamkuweuh membuat suplai air macet. Sebelum ada hotel tersebut, suplai air PDAM ke gampong ia pimpin lancar dan tak pernah putus siang dan malam.

Menyangkut hal itu, Bang Adek mengaku, sudah beberapa kali menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah kota Banda Aceh. Namun tidak pernah ada realisasinya. Meskipun ia tak menampik ada beberapa kali petugas PDAM datang ke lokasi memeriksa instalasi pipa.

“Namun mereka hanya datang saja dan tetap tak bisa diselesaikan,” jelasnya.

Ia membenarkan salah satu janji Wali Kota adalah membereskan ketersediaan air bersih kepada warga. Namun rencana tersebut hingga sekarang belum terealisasi dan warganya tidak mendapatkan suplai air yang lancar.

Sementara itu Camat Meuraxa, Ardiansyah mengaku saat mengetahui ada aksi protes warga langsung turun ke lokasi bersama Forom Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Muspika). Saat ini dia mengaku sudah melaporkan kasus ini kepada pemerintah Kota Banda Aceh dan juga Direktur PDAM.

“Pihak PDAM bilang kepada saya akan prioritaskan penyelesaian macet air di sini (Cot Lamkuweuh),” jelas Ardianyah.

Kendati demikian, sebut Ardianyah, pihak PDAM tidak berjanji kapan persoalan macet suplai air ke gampong Cot Lamkuweuh diselesaikan. Mereka hanya menyebutkan akan segera memperbaiki dan menjadi prioritas perbaikannya.

Di berbagai kesempatan Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman telah memerintahkan manajemen PDAM untuk bekerja maksimal, agar suplai air ke rumah warga bisa lancar.

Bahkan Aminullah pernah menggandeng pihak ketiga untuk menekan tingkat kehilangan air. Hal tersebut disampikan dalam pertemuan Walikota dengan Direktur Utama PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub dan jajarannya di pendopo walikota, Jumat (22/6/2018) lalu.

“Dalam bulan puasa kemarin, hanya ada satu laporan keluhan warga yang masuk ke saya. Ini salah satu bukti pelayanan kita terkait air bersih semakin baik,” ungkapnya.

Meskipun begitu, walikota menekankan tingkat kehilangan air yang masih mencapai 39,91 persen harus menjadi perhatian utama. “Ini yang perlu kita selesaikan segera. Untuk itu, saya sudah bertemu dengan beberapa perusahaan yang representatif dan berminat untuk berinvestasi di Banda Aceh pada sektor ini,” sebutnya.

Adapun pola kerjasama ditawarkan, sebutnya, mereka akan membangun satu sistem untuk menyelesaikan kasus kehilangan air sampai tinggal 10 persen saja. Seluruh investasi tanggung jawab mereka, dan untuk tahap awal mereka akan lakukan survei untuk melihat angka kehilangan air secara pasti, dan langkah-langkah penanggulangannya.

Dan yang tak kalah penting, sambung walikota, pihak ketiga ini tidak akan mencampuri urusan manajemen PDAM Tirta Daroy, termasuk soal pendapatan dan aset BUMD Banda Aceh tersebut.

“Hal ini menjadi syarat mutlak dari kita, di samping garansi penyelesaian pekerjaan paling telat akhir 2019 nanti,” sebutnya.

Sementara itu Dirut PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub menyatakan mendukung langkah yang diambil oleh wali kota tersebut. “Kami berharap segera dapat terealisasi karena kita sudah memasuki semester kedua tahun anggaran. Semakin cepat semakin bagus. Ini juga sejalan dengan program yang tengah kami lakukan, dan kami siap bekerjasama” katanya.

Katanya, terkait untuk menyelesaikan permasalahan air bersih memang butuh waktu, karena membenahi itu lebih sulit dari pada membangun baru. Karena harus ditangani per kasus atau keluhan dari masyarakat.

“Alhamdulillah sekarang jumlah komplain dari warga pelanggan semakin menurun. Kami juga mengimbau warga agar segera melapor jika ada kendala, jangan menunda-nunda,” pintanya.

Namun faktanya, warga Cot Lamkuweuh, Ulee Lheue mengaku sudah lebih dua tahun tidak mendapatkan suplai air yang lencar di sana. Bila pun ada, mereka harus bergadang untuk menampungnya.[]

BACA JUGA

News

Wali Kota Sabang Buka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Imam Mesjid/Meunasah

25 Mei 2022
News

Sekdako Sabang Ajak ASN Ikut Berkontribusi Wujudkan Sistem JKN Yang Berkesinambungan

21 Mei 2022
News

Maknai Hari Kebangkitan Nasional, Sekda Kota Sabang Ajak Warga Bangkit Dari Pandemi Covid-19

20 Mei 2022
News

Wali Kota Sabang Serahkan Sertifikat KM Nol Kepada Ketua DPW Partai Nasdem Aceh

15 Mei 2022
News

MES Sabang Dilantik, Ini Harapan Wali Kota Sabang

13 Mei 2022
News

Sekda Kota Sabang Pimpin Apel Pagi Pasca Libur Lebaran

9 Mei 2022
Next Post

Gelak Tawa Anak Aceh Bersama Kak Seto

Berita Populer

Peta Zona Merah Bencana
Headline

Ramai-Ramai Membangun Hunian di Zona Merah Bencana

25 Desember 2019

Suasana warung kopi di Banda Aceh. (foto naratif)

Semiskin Orang Aceh, Masih Bisa Santai di Warung Kopi

18 Januari 2020

38 Mentri Kabinet Kerja Jilid Dua Dilantik Presiden Jokowi

23 Oktober 2019

Tempat Nongkrong Millenials di Panton Labu

4 September 2019

Rajutan Asa Kupiah Riman di Pidie

9 Oktober 2019
NARATIF.ID

© 2019.

  • Beranda
  • Indeks
  • Redaksi
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Ficer
  • Indepth
    • Investigasi
  • Editorial
  • Wawancara
  • Opini

© 2019.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In