Serambi Makkah mulai diguyur hujan sejak kemarin, meskipun belum merada di seluruh Aceh. Namun kabut asap masih tampak menggantung di langit, meskipun mulai bersinar matahari tembus dari celah-celah kabut putih.
Setelah tiga hari ini kabut asap menyandera Tanah Rencong, pagi ini sudah bisa sedikit tersenyum. Kabut asap kiriman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dari Riau dan Pekanbaru mulai berkurang.
Cuaca pun tampak mendung. Suhu udara mulai terasa sejuk. Lapisan kabut putih masih menggantung, jarak pandang tetap terbatas, meskipun tak separah dua hari lalu.
Seperti terpantau dari Jembatan Krueng Cut, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, jembatan yang membelah sungai Krueng Aceh. Tampak terselimuti kabut putih memandang ke arah Jembatan Lamnyong tembus ke Darussalam, Banda Aceh.
Dua hari lalu jembatan penghubung kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry tak tampak jelas, sekarang sudah bisa terlihat kendaraan lalu lalang jarak sekitar 500 meter.
“Setelah dua hari belakangan kabut asap menyandera provinsi Aceh. Alhamdulillah mulai pagi ini Aceh tersenyum kembali,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda, Aceh, Zakaria, Rabu (25/9/2019).
Cuaca di Banda Aceh dan sekitarnya sekarang masih mendung. Hujan rintik-rintik masih mengguyur. Namun pihak BMKG belum bisa menjamin kabut asap bisa hilang cepat di Serambi Makkah, karena Karhutla bisa terjadi di Sumatera.
“Turun hujan di provinsi paling ujung barat Indonesia sejak kemarin sore. Alhamdulillah kabut asap yang menyelimuti Aceh sudah berkurang banyak dan Aceh sudah hampir normal kembali,” ungkap Zakaria.
Menurut Zakaria, dari beberapa kabupaten/kota yang diperoleh informasi ada perubahan jarak pandang. BPBD Aceh Tamiang juga melaporkan sejak pagi mulai cerah. Begitu juga laporan dari Aceh Utara jarak pandang mulai terlihat 6 kilometer.
“BPBD Aceh Selatan melaporkan jarak pandang 4 kilometer, Sabang 5 kilometer dan Rembile jam 9.00 wib kami peroleh informasi 800 meter,” jelasnya.
Khusus Rembile, sebutnya, diperkirakan karena geografi dataran tinggi, kabut yang bertahan di sana adalah kabut asab bercampur dengan mist (uap air).
“Bisa diambil kesimpulan provinsi Aceh secara menyeluruh sudah berkurang kabut asapnya,” ungkapnya.
Kendati demikian, Zakaria mengaku belum bisa menjamin kabut asap tak kembali selimuti Aceh. Karena Karhutla di provinsi lain masih terjadi dan arah angin menuju ke Aceh, maka potensi masuknya kabut asap masih ada.
“Warning supaya tetap mewaspadai kabut asap susulan,” tutupnya.